Cibinong, Humas LIPI. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Prof. Dr. Ocky Karna
Radjasa dan Direktur Eksekutif Yayasan Studi Inter Disiplin/ Center For
Southeast Asian Studies (CSEAS), Dr. Arisman telah menyepakati kerja
sama dalam Penelitian Polusi Sampah Plastic Makro di Sungai Citarum pada
Jumat (15/1).
Cibinong Humas LIPI. Mikroalga dikenal sebagai living factory yang
mampu menghasilkan beranekaragam produk kandungan protein, lemak,
karbohidrat, vitamin, pigmen, & zat bioaktif lainnya yang
berkualitas tinggi, “Permintaan dari pasar global terhadap mikroalga
cukup besar dengan harga tinggi, karena microalgae based fine chemicals
ini digunakan sebagai feed stock untuk neutraceutical, pharmaceutical,
kosmetika, dan pakan ikan/ternak,” ungkap Awalina, Peneliti Puslit
Limnologi-LIPI pada Webinar Microalgae Biorefinery Series dengan tajuk
“Teknik Budidaya dan Pemanfaatan Mikroalga ” (10/11).
Cibinong, Humas LIPI. LIPI mencatat jumlah sivitas purnabhakti Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2020 adalah 181 sivitas dan
pada tahun 2021 sebanyak 126 sivitas. Maka dari itu, sosialisasi dan
pelatihan dari para pakar LIPI sangat diperlukan sebagai bekal masa
senja mereka. Pembekalan tentang budidaya lele menggunakan teknologi
bioflok salah satunya. Teknologi ini banyak diminati karena banyak
memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan budidaya ikan secara
konvensional.
Cibinong Humas LIPI. Mikroalga dikenal sebagai bahan baku pangan,
pakan, aquaculture, kosmetika dan fine chemicals. Biomassa mikroalga
mengandung 50% protein dan yield sebesar 20 kali lipat dibandingkan
kedelai. “Menjadi menarik jika mikroalga dijadikan sebagai alternatif
untuk sustainable production yang menghasilkan biodiesel dan bienergi.
Saat ini, produksi biomassa mikroalga masih rendah sekitar 9000 ton/bk
pertahun sehingga harga jual masih cukup tinggi, “ungkap Awalina,
Peneliti Puslit Limnologi-LIPI pada Webinar Microalgae Biorefinery
Series dengan tajuk “Teknologi Kultivasi Mikroalga” (25/11).
Cibinong, Humas LIPI. Kesehatan lingkungan menjadi isu yang sangat
penting, apalagi dalam konteks sekarang ini, kita menghadapi pandemi
yang berdampak pada berbagai hal. Saat pandemi , air menjadi penting
sebagai penopang daya tahan dan imunitas tubuh. “Air merupakan komponen
utama 70% di dalam tubuh manusia yang berfungsi menjadi pelarut zat-zat
gizi. Tentunya air dengan kualifikasi tertentu juga berfungsi sebagai
katalisator berbagai reaksi biologis, fasilitator tumbuhnya jaringan
tubuh, pengatur suhu tubuh, penjaga keseimbangan PH asam basa dalam
tubuh,” ungkap Prof. Ignasius DA Sutapa, M.Sc, Direktur Eksekutif Asia
Pacific Center for Ecohydrology (APCE-LIPI) pada Rakornas Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat ke-4
(14/11).
Cibinong, Humas LIPI. Asia Pacific Center for Ecohydrology (APCE)
merupakan Center II Category UNESCO yang dijalankan oleh Pemerintah
Republik Indonesia melalui Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
sejak 28 Maret 2011. APCE mempunyai tugas dan fungsi mengidentifikasi
permasalahan permasalahan sumber daya air di kawasan Asia dan Pasifik
serta potensi solusinya melalui konsep ekohidrologi.
Prof.
Ignasius DA Sutapa, M.Sc, Direktur APCE menjelaskan untuk melaksanakan
tugas dan fungsinya, APCE telah menetapkan tujuan strategis. “Ada empat
tujuan strategis APCE yakni memperkenalkan sumber daya lokal
berdasarkan penelitian ekohidrologi, memperkuat kapasitas lokal,
menyediakan akses yang mudah ke sumber daya lokal, dan meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pendekatan ekohidrologi berbasis sumber
daya lokal,” terang Ignas pada SNSU BSN International Webinar (6/11).
Tahapan penelitian yang dilakukan adalah: 19-24 April: penumbuhan bioflok, tanpa ikan bada 24-29 April: uji viabilitas ikan bada. Ikan bada yang digunakan adalah yang berukuran 1 inchi dengan kepadatan 30 ekor per wadah 60 L (~500 ekor/m3) 29 April-minggu pertama juli: pengamatan pertumbuhan ikan bada serta pembuatan SOP penelitian dan jadwal kegiatan
Lokasi penelitian: Danau Maninjau, Agam, Sumatera Barat
Lokasi Peneltian : Danau Tempe Tanggal Kegiatan : 25 Juli 3 Agustus 2017 Koordinator Lapangan: M. Syawal Suhaemi, M.Si
Lokasi penelitian: Danau Toba, Sumatera Utara.
Tanggal kegiatan: 13-21 Mei 2017.
Lokasi penelitian: Danau Hanjalutung, Kalimantan Tengah.
Waktu Pelaksanaan: 12-19 Juli 2017.
Lokasi penelitian: Danau Matano, Sulawesi Selatan.
Waktu pelaksanaan : 2-10 Mei dan 7-15 Mei 2017.